Breaking News
recent

Taman Nasional Batang Gadis; Sumatera Utara

Unit Pelaksana Teknis
:
Balai Taman Nasional Batang Gadis
Propinsi
:
Sumatera Utara
Kabupaten
:
Mandailing Natal
Luas (Hektar)
:
108.000
No. SK
:
SK No 126/Menhut-II/2004
Tanggal SK
:
29 April 2004
KEADAAN FISIK KAWASAN
Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) adalah sebuah taman nasional di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, secara administrasi wilayah ini dikelilingi 68 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal. Nama taman nasional ini berasal dari dari nama sungai utama yang mengalir dan membelah Kabupaten Madina, Sungai Batang Gadis.TNBG meliputi kawasan seluas 108.000 hektar atau 26% dari total luas Madina yang terletak pada ketinggian 300 s/d 2.145 meter di atas permukaan laut dengan titik tertinggi puncak Gunung Sorik Merapi.
Melalui SK No 126/Menhut-II/2004 Menteri Kehutanan, TNBG disahkan sebagai Taman Nasional. TNBG terdiri dari dari kawasan hutan lindung, hutan produksi terbatas, dan hutan produksi tetap. Hutan lindung yang dialih fungsikan seluas 101.500 ha, terdiri dari hutan lindung Register 4 Batang Gadis I, hutan Register 5 Batang Gadis II komp I dan II, Register 27 Batang Natal I, Register 28 Batang Natal II, Register 29 Bantahan Hulu dan Register 30 Batang Parlampuan I yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung sejak masa pemerintahan Belanda dalam kurun waktu 1921 – 1924. Sementara kawasan hutan produksi yang dialihkan meliputi areal eks HPH PT. Gruti, seluas 5.500 ha, dan PT. Aek Gadis Timber seluas 1.000 ha.
Tujuan pembentukan taman nasional adalah untuk menyelamatkan satwa dan habitat alam. TNBG juga sebagai simbol pengakuan nilai-nilai kearifan lokal dalam mengelola hutan.
Salah satu kearifan tradisional masyarakat setempat ini dibuktikan dengan lubuk larangan atau naborgo-borgo atau harangan rarangan atau hutan larangan, merupakan beberapa contoh kearifan lokal yang hingga kini masih lestari.
Pembentukan ini juga sangat penting mengingat bahwa laju kerusakan hutan alam di propinsi ini sudah pada tingkat yang sangat memprihatinkan. Berdasarkan data Departemen Kehutanan pada tahun 2003, kerusakan hutan di kawasan ini mencapai 3,8 juta ha per tahun. Kerusakan hutan di Sumatera Utara sendiri mencapai 76 ribu ha per tahun dalam kurun waktu 1985 – 1998.
Sampai akhir November 2004 kerusakan hutan yang disebabkan penebangan liar (illegal logging) dan kebakaran hutan di Sumut mencapai 694.295 ha, untuk hutan lindung mencapai 207.575 ha, hutan konservasi 32.500 ha, hutan bakau 54 220 ha dan hutan produksi sekitar 400.000 ha.
Pembentukan taman nasional ini juga tidak semata-mata upaya pemerintah saja, melainkan atas jerih payah masyarakat dan kalangan lembaga swadaya masyarakat seperti, BITRA Indonesia, Conservation International Indonesia (CII), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut, PUSAKA Indonesia, Yayasan Leuser Lestari (YLL), Yayasan Samudra dan lain-lain.

POTENSI BIOTIK KAWASAN
Ekosistem:
Gunung: Sorik Merapi
Danau: -
Sungai: Batang Gadis 
Flora; 
Berdasarkan penelitian di perkirakan terdapat 225 jenis tumbuhan berpembuluh (vascular plant) atau sekitar 1 % dari seluruh tanaman berpembuluh di Indonesia. Berikut beberapa jenis tumbuhan yang khas dan mulai langka di daerah Mandailing, yaitu bunga padma (Rafflesia arnoldi), kantor semar (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), agathis (Agathis spp), dan beberapa jenis tumbuhan-tumbuhan lain yang masih belum diketahui namanya.
Berikut rincian flora di Taman Nasional ini:
Endemik: -...?
Lumut ===> click here
Rumput ===> click here
Paku-pakuan ===> click here
Semak ===> click here
Berkayu ===> click here
Mangrove ===> click here  
Fauna;
Sampai saat ini, telah terindentifikasi beberapa species fauna yang terdapat di kawasan ini, yaitu;
dari Mamalia terdapat 42 jenis dengan status sebagai berikut :
a.Terancam punah secara global : 8 jenis, 1 kritis, 2 genting, 5 rentan
b.Dilindungi: 22 jenis
c.Termasuk daftar CITES: 20 jenis
Jenis tersebut antara lain harimau sumatera ( panther tigris ), macan dahan (Neofelis nebulosa), anjing hutan (Cuon alpinus), kucing emas (Catopuma temminckii, kucing batu (Felis marmorata), tapir (Tapirus indicus), kambing hutan (Capricornis sumateraensis), rusa (Cervus unicolor), kijang (Munticus muntjak), Beruk (Macaca nemestrina), ungko (Hylobates sp), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), siamang (Symphalangus syndactylus), landak (Hystrix brachyuran), musnag tenggorokan-kuning ( Matres Falvigula ), trenggiling ( Manis javanica ), dan beruang madu (Helarctos malayanus).
Selain itu terdapat sekitar 247 jenis burung tercatat di Taman Nasional Batang Gadis dan sekitarnya, dengan status sebagai berikut :
- 7 jenis terancam punah secara global, 1 kritis, 6 rentan
- 12 jenis mendekati terancam punah
- 16 jenis migran
- 47 jenis dilindungi
- 14 jenis endemik Indonesia, 6 endemik Sumatera
Nilai kawasan Taman Nasional Batang Gadis semakin penting karena ditemukan nya Sekitar sepuluh jenis burung rangkong/hornbill yang ada di sumatera, yaitu Buceros spp, Antharaceros spp, Anorrhinus spp, dan Aceros spp.
Dari amfibi, terdapat pula katak bertanduk tiga (Megophys nasuta), dan sensilia (lchtyophis sp), yaitu jenis katak yang tidak bertungkai penghuni bawah permukaan tanah di hutan lantai hutan basah di Sumatera dan Sunda Besar.
Di Taman Nasional ini terdapat banyak sekali reptil diantaranya yang tercatat adalah king kobra (Ophiophagus Hannah).
Dapat dijumpai pula beberapa jenis kupu-kupu di antara lain Ornithoptera sp dan Troides sp.
Berikut rincian fauna yang ditemukan:
Endemik:...?
Amfibi ===> click here
Burung:
-Burung Biasa ===> click here
-Burung Penyanyi ===> click here
Ikan ===> click here
Insect ===> click here
Mamalia ===> click here
Reptil ===> click here
Location:



koordinat: 0.4490991,99.0664445
Bhre Polo

Bhre Polo

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.